[ Ketika ] Kedaulatan di pasung di depan mata
Kapal Perang Asing Lalu-lalang di Perairan Nipah
Batam (ANTARA News) - Kapal perang Angkatan Laut Malaysia dan Singapura lalu lalang di perairan Pulau Nipah, kata Kepala Satgas Marinir Pulau Nipah Letnan Dua Rudi.
"Hampir setiap minggu mereka lalu lalang, dalam sebulan, bisa tiga kali," kata Rudi di Pulau Nipah, Batam, Provinsi Kepri, Rabu.
Menurut Rudi, seharusnya, kapal perang asing yang melintasi perairan Indonesia harus mendapat iin dari TNI AL, dan ia tidak pernah menerima perintah izin tersebut dari petinggi AL.
"Yang dilakukan kapal perang itu melanggar," kata dia.
Ia mengatakan kapal perang asing hanya melintas, dan tidak melihat prajurit negara tetangga itu berbuat sesuatu di perairan Nipah.
"Kadang, mereka iseng, mendekati pompong nelayan," kata dia menambahkan.
Kapal perang melaju cepat dengan jarak sekitar empat kilo meter dari batas pulau yang sedang direklamasi.
Rudi menyatakan belum sempat melaporkan kejadian itu kepada Komandan Lanal Batam, karena M Faisal sedang pendidikan.
Kapal perang yang digunakan marinir asing itu berjenis krol dengan persenjataan lengkap dan mesin di atas 100 PK.
Mengenai lalu lintas kapal perang udara milik Singapura, ia mengatakan tidak pernah terbang rendah di sekitar Pulau Nipah.
"Mereka terbang di wilayahnya saja, tapi karena berdekatan, jadi sering terlihat," kata dia.(*)
Antara
WTF!? Apa sih kerjaan orang-orang di pemerintahan?
--------------------------------------------------
Indonesia yang merupakan negara kepulauan diharuskan memiliki armada Laut yang kuat berikut di ikuti armada udara dan darat. Akan tetapi semenjak era Orde baru, kebutuhan armada perang ini hanya di titik beratkan pada armada darat saja, sehingga armada laut dan udara yang pada jaman Orde Lama begitu di takuti 'tetangga' berangsur hilang bahkan hampir tak terlihat lagi. Berikut juga alutsista laut dan udara, seperti Kapal Selam yang secara bergantian 'musnah' berikut juga KRI dan pesawat-pesawatnya.
Padahal bila meliat kondisi negara yang terdiri dari banyak pulau, tentunya keamanan teritorial lebih memungkinkan di jaga dengan menggunakan Kapal atau pesawat. Berikut juga dalam mengantisipasi masuknya nelayan asing yang 'mencuri' hasil SDA laut.
Sudah terlalu bosan untuk di bahas/di baca berita mengenai pelanggaran yang di lakukan negara tetangga yang dengan seenaknya masuk daerah teritorial RI, apalagi di kawasan timur Indonesia yang masih 'kosong' dari penjagaan.
Apabila ada invasi dari negara asing, hanya dengan memutus mata rantai logistik ke daerah lain, maka satu persatu wilayah RI akan mudah di kuasai. Dan jalur logistik ini hampir semuanya harus melalui laut.
Memang, konsep pertahanan RI yang defense memungkinkan untuk tidak memperbanyak alutsista, akan tetapi bila melihat karakteristik daerah yang kepulauan, maka mau tidak mau, jumlah keberadaan alutsista pendukung ini harus di perhatikan.
Percuma saja pihak pemerintah selalu menegaskan kalo anggaran militer saat ini tidak di naikkan, karena alokasi APBN di fokuskan untuk peningkatan Ekonomi, akan tetapi ekonomi yang mana yang ditingkatkan kalo korupsi berjamaah di pemerintahan masih langgeng? Belum lagi acara pemilu nasional/daerah yang menghabiskan banyak biaya.
Wah, keknya dalam beberapa taun lagi Republik Indonesia akan berubah menjadi sebuah negara bagian dari negara lain.
Kemajuan militer bangsa ini mutlak untuk di tingkatkan demi menjaga harkat dan martabat serta kedaulatan di hadapan negara tetangga.
--------------------------------------------------
Indonesia yang merupakan negara kepulauan diharuskan memiliki armada Laut yang kuat berikut di ikuti armada udara dan darat. Akan tetapi semenjak era Orde baru, kebutuhan armada perang ini hanya di titik beratkan pada armada darat saja, sehingga armada laut dan udara yang pada jaman Orde Lama begitu di takuti 'tetangga' berangsur hilang bahkan hampir tak terlihat lagi. Berikut juga alutsista laut dan udara, seperti Kapal Selam yang secara bergantian 'musnah' berikut juga KRI dan pesawat-pesawatnya.
Padahal bila meliat kondisi negara yang terdiri dari banyak pulau, tentunya keamanan teritorial lebih memungkinkan di jaga dengan menggunakan Kapal atau pesawat. Berikut juga dalam mengantisipasi masuknya nelayan asing yang 'mencuri' hasil SDA laut.
Sudah terlalu bosan untuk di bahas/di baca berita mengenai pelanggaran yang di lakukan negara tetangga yang dengan seenaknya masuk daerah teritorial RI, apalagi di kawasan timur Indonesia yang masih 'kosong' dari penjagaan.
Apabila ada invasi dari negara asing, hanya dengan memutus mata rantai logistik ke daerah lain, maka satu persatu wilayah RI akan mudah di kuasai. Dan jalur logistik ini hampir semuanya harus melalui laut.
Memang, konsep pertahanan RI yang defense memungkinkan untuk tidak memperbanyak alutsista, akan tetapi bila melihat karakteristik daerah yang kepulauan, maka mau tidak mau, jumlah keberadaan alutsista pendukung ini harus di perhatikan.
Percuma saja pihak pemerintah selalu menegaskan kalo anggaran militer saat ini tidak di naikkan, karena alokasi APBN di fokuskan untuk peningkatan Ekonomi, akan tetapi ekonomi yang mana yang ditingkatkan kalo korupsi berjamaah di pemerintahan masih langgeng? Belum lagi acara pemilu nasional/daerah yang menghabiskan banyak biaya.
Wah, keknya dalam beberapa taun lagi Republik Indonesia akan berubah menjadi sebuah negara bagian dari negara lain.
Kemajuan militer bangsa ini mutlak untuk di tingkatkan demi menjaga harkat dan martabat serta kedaulatan di hadapan negara tetangga.
Comments
alhasil yg diutamakan bukan service, tp profit..salam kenal mas