Veteran



ve·te·ran /véteran/ n 1 bekas prajurit (pasukan perang, pejuang): para -- Perang Dunia II; 2 orang yg sudah banyak pengalaman (dl suatu pekerjaan dsb)

KBBI


Kemarin pas menjelang mo tidur, iseng-iseng utak atik channel TV, trus nyantol di TV One, kebetulan acaranya lagi membahas nasib dari para Veteran Perang RI. Cuma dirikuw dah menjelang abis menyimaknya, akan tetapi tidak kehilangan point dari yang di sampaikan acara tersebut.

Sebagaimana dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1969 yang mengatur Veteran, maka di bentuklah sebuah organisasi Massa Veteran yang di sebut LVRI [ Legiun Veteran Republik Indonesia ]


Legiun Veteran Republik Indonesia atau LVRI adalah organisasi yang menghimpun para Veteran Republik Indonesia. Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1967, negara perlu memberikan penghargaan kepada mereka yang telah menyumbangkan tenaganya secara aktif atas dasar sukarela dalam ikatan kesatuan bersenjata baik resmi maupun kelaskaran dalam memperjuangkan, membela dan mempertahankan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam Undang-undang disebutkan bahwa Veteran Republik Indonesia adalah Warga Negara Republik Indonesia yang ikut secara aktif dalam sesuatu peperangan membela Kemerdekaan dan kedaulatan Negara Republik Indonesia menghadapi negara lain yang timbul di masa yang akan datang, dan juga mereka yang ikut dalam masa Revolusi fisik antara 17 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949 untuk mempertahankan Negara Republik Indonesia, ikut aktif dalam perjuangan pembebasan Irian Barat melakukan Trikora sejak 10 Desember 1961 sampai dengan 1 Mei 1963, dan yang ikut melakukan tugas Dwikora langsung secara aktif dalam operasi-operasi/pertempuran dalam kesatuan-kesatuan bersenjata. Menurut UU No. 7/1967 semua Veteran yang telah disahkan memperoleh gelar kehormatan Veteran Republik Indonesia dan berhak dan wajib menjadi anggota Legiun Veteran Republik Indonesia yang merupakan satu-satunya organisasi massa Veteran.

source



Banyak dari para veteran perang tersebut yang kini hidupnya sangat menderita, jangankan mengurus orang lain, mengurus dirinya sendiri ada beberapa dari mereka yang kesulitan. Padahal, bila kita melihat di masa perang kemerdekaan, banyak dari rakyat bangsa ini yang bergabung menjadi Tentara atau hanya sebatas kelaskaran. Akan tetapi, mereka semua memiliki satu tujuan, memerdekakan bangsa ini dari cengkeraman kolonialisme. Bukan hanya materi yang mereka korbankan, bahkan nyawapun mereka berikan, gratis buat bangsa ini merdeka.

Ketika tujuang para pejuang ini telah tercapai dengan merdeka-nya bangsa ini. Adakah mereka di hargai oleh bangsa yang mereka perjuangkan? Memang, mereka para pejuang ini tidak mengharapkan imbalan dari perjuangan mereka di masa itu. Akan tetapi, tentunya bangsa ini sebagai rasa terima kasih harus memberikan yang terbaik buat para veteran tsb.

Kenapa hanya pentolan-pentolan atau tokoh-tokohnya saja yang selalu di elu-elukan oleh rakyat ini, padahal di belakang para tokoh tersebut juga ada nyawa lain yang ikut berjuang.

Bila melihat cuplikan di TV tsb, rasanya hati ini miris. Mereka yang dulunya ikut berjuang bertaruh nyawa, kini kemana-mana harus ikut berdesakan di dalam bis kota, padahal mereka sudah tua renta. Bahkan, ada satu cuplikan dimana seorang ibu yang sudah sepuh banget, hanya bisa menghabiskan hidupnya di atas pembaringan tanpa saudara, teman dan bahkan anak. Dia menyambung hidup hanya melalui uluran kebaikan tetangga sekitar.

Pengabdian tanpa pamrih demi tegaknya sebuah bangsa merdeka.

Hal ini bisa kita kaitkan dengan momen yang akan berlangsung kurang sebulan lagi, Pemilu.

Caleg atau Aleg, tentunya ketika berkampanye selalu meneriakkan yel-yel yang intinya mengajak para pendukungnya untuk maju bersama membangun bangsa. Maju bersama mengatasi kemiskinan, dan maju bersama dalam mengatasi bermacam problem bangsa.

Bukan rahasia lagi, ketika mereka sudah menjabat sebagai aparatur negara. Sifat aslinya sebagai manusia muncul dan menguasai. Tamak, rakus dan mau menang sendiri. Dan ada satu penyakit yang secara masal tiba-tiba mewabah, Lupa. Ya, lupa akan janji manis sewaktu kampanye, lupa akan kontrak politik yang di buat bersama rakyat pelilihnya, dan lupa-lupa yang lain.

Bila di bandingkan dengan para veteran yang sama-sama melayani bangsa. Tentunya para Aleg ini mendapatkan kenikmatan hidup jauh diatas apa yang di terima para veteran. Mulai dari tunjangan kerja, gaji pokok, tunjangan rumah, dana pensiun dan bahkan sampai jatah prostitusi-pun para Aleg ini ada. Bagaimana bangsa ini mau maju bila para pemegang kebijakan hanya ribut dan sibuk mengurusi kebutuhan hidup pribadi, bukannya mengurusi kebutuhan hidup bangsa. Apalagi menjelang masa Pemilu, semuanya sibuk berkampanye dan mempromosikan diri. Sedangkan yang sudah di lakukan selama 5 tahun sebelumnya itu apa saja?

Semoga saja ketika dimasa anak cucuku kelak, para anggota dewan yang 'katanya' terhormat, bisa berbuat ikhlas dalam bekerja dan tentunya tahu bahwa jabatan yang mereka miliki ada tanggungjawab yang kelak akan di pertanyakan.





Comments

Ratusya said…
ember... kadang saya juga bingung ama negara kita. Kok para veterannya dibiarkan terlunta2? padahal dulu mereka berjasa banget. Kita ga akan kaya gini kalo tanpa mereka, bukan?!
Anonymous said…
seringkali para veteran tidak mendapatkan penghargaan yang semestinya, padahal mereka telah berjuangan demi negeri ini
Anonymous said…
Ternyata hari tua tentara gak enak juga ya

Popular posts from this blog

Teori Konspirasi dalam Serial Si Unyil

Jason Bourne

Empat Hal yang Harus Dipertanggungjawabkan Manusia di Akhirat